Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Second Nature (Open, read OOC)

4 posters

Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Second Nature (Open, read OOC)

Post by Hirohito Ozuru Wed Mar 10, 2010 1:05 am

Timeline : Senin, 1 Maret 2010 - jam 10 pagi.
Situasi : Gerbang Mihara baru mulai dibuka untuk umum jam 9 tepat.

Kalau ada manusia yang bertanya kenapa seorang tuan arogan Hirohito Ozuru ada di tengah perkuliahan sementara dunia kuliahnya telah dinyatakan memulai liburan hari pertama? Jawabannya sederhana, karena dia lupa meninggalkan kunci Gym di dalam kamar asramanya sebelum kembali pulang ke rumah. Bisa-bisa digunakan oleh penjaga asrama tua yang cerewet itu kalau sampai dia dirayu sake dan diberikan gadis cantik oleh perampok. Bukan berarti Gym berisi macam-macam benda berharga, hanya saja dia memang tak pernah suka kalau ada orang mengusik ruang latihannya dan anggota. Terutama sejak dia menjabat sebagai ketua Club tahun ajaran kemarin. Jangan tanya kenapa bisa walau dia baru semester ketiga.

Uang, membeli segalanya.

"Ramai juga hari ini. Ada apa sebenarnya?" jeans bahan tebal, baju dalam hitam dengan lapisan sweater dan jaket putih, rasanya aneh melangkah masuk dan memperhatikan begitu banyak wajah-wajah asing. Mungkin memang ada acara dalam perkuliahannya. Kenapa dia tidak tahu? Sebagai ketua asrama dan ketua club bukankah harusnya dia tahu mengenai segala sesuatu? Bahkan gadis Aikido itu nampaknya mengetahui karena langsung datang marah-marah padanya tadi. Pasangan aneh untuk jadi sesama ketua dorm karena gadis itu terlalu bertanggung jawab. Walau kadang ceroboh juga.

"Open House," mungkin bukan kata yang tepat menggambarkan universitas yang membuka diri untuk membiarkan calon-calon mahasiswa masuk. Tapi dari penjelasan Momochii memang begitu yang dia tangkap. Mirip dengan istana atau apapun juga namanya Open House bukan? Biar saja kalau salah sedikit tak akan ada yang berani protes. Senior mantan ketuanya juga sudah menyerah dari pertandingan lalu. Menyenangkan bukan kalau banyak uang, bisa berkelahi, dan juga senang bersikap arogan? Oh, kurang dalam pelajaran. Hm, gen atau memang manusia tak ada yang sempurna ya? Uangnya juga tak berharga disini hingga dia masih harus mengandalkan kelebihan pegangan jabatan ketua mendapat gaji.

Membuka kunci Gym, rupanya masih belum teracak-acak, tanda penjaga sekolah tua itu tak mabuk dan membiarkan pasangan berbuat mesum atau maling ke dalam. Membiarkan saja pintunya terbuka agar udara masuk. Anak-anak baru ya. Sebentar lagi akan ada anak-anak baru. Apa ada yang berpotensi bagus tahun ini untuk menggantikan tempatnya? Lihat saja, kalau ada yang bisa mengalahkannya dalam sekali pukul baru bisa menggantikan jabatan.

Ya, dia haus kekuasaan soalnya.

====================================================
OOC :
# Karena timeline hari senin, jadi berikan alasan kenapa sekolah diliburkan, atau mungkin minta ijin dari sekolah dan lain-lain karena status Grup Applicant di timeline ini masih siswa SMA kelas 3, jangan lupa.
# Contoh Timeline diatas sangat diharapkan buat semua topik yang akan dibuat nantinya ya. Supaya timeline jelas jadi enak bacanya ^^
# Nantinya akan ada kemungkinan percobaan tanding dengan Ozuru kalau saya tidak sibuk. Jadi, yang tertarik silahkan masuk.
# Terbuka untuk 3 orang saja.
Hirohito Ozuru
Hirohito Ozuru
Boy's Dorm and Kickboxing Club Leader

Age : 35
Posts : 74
Join date : 2010-02-01

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Hamasaki Yui Wed Mar 10, 2010 9:23 pm

Akhirnya tiba juga. Gadis berambut burgundy tersenyum lebar saat ia menjejakkan kaki di dalam areal Mihara Daigaku, universitas yang direkomendasikan oleh guru Fisikanya, dan beruntung hari Senin ini sekolahnya diliburkan karena ada rapat kerja sehingga ia bisa berkunjung ke tempat yang akan menjadi kampusnya. Sengaja tidak memilih universitas yang lain, karena ia ingin terbebas dari teman-teman lamanya--jika bisa disebut teman-teman--yang sedikit menyusahkan. Gadis-gadis yang hanya bisa merengek dan menangis untuk mendapatkan sesuatu, bukannya berusaha dengan tangan sendiri. Keadaan SMA jauh dari apa yang ia bayangkan, berharap situasi ketika ia kuliah nanti tidak seperti itu.

Tadi pagi, Yui sudah menolak bantuan Kei-niichan dan Ayako-neesan untuk mengantarkan dirinya melihat-lihat keadaan kampus. Ia bersikeras akan pergi sendiri. Dirinya toh sudah berumur delapan belas tahun. Memang masih anak-anak, dari pandangan orang tua dan kakak-kakaknya namun ia sendiri merasa sudah cukup umur untuk menjaga dirinya sendiri. Juga merasa tidak enak karena jika harus mengantarkan dirinya, berarti ada kemungkinan Keisuke terlambat masuk kantor. Ia sudah berkeinginan untuk tidak merepotkan orang lain mulai dari kelas dua SMA.

Membelalakkan mata, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sekali pandang, ruangan olahraga itu nampak begitu besar bagi dirinya. Ah. Jauh lebih besar daripada aula SMAnya dahulu. Sesosok mahasiswa dapat ia lihat, berdiri agak jauh dari tempatnya sekarang. Dilihat dari belakang, perawakannya mirip dengan kakak tercintanya. Nah, sekarang pergi atau menyapa, Yui? Ia bertanya pada dirinya sendiri. Seorang senior mungkin bisa membantu dirinya. Freshman pun tak masalah, mereka toh bisa berbincang-bincang bersama. Memberanikan diri, sepatah kata keluar dari mulut mungilnya,

"Gokigenyo," sapaan formal yang mantap dan singkat.


Last edited by Hamasaki Yui on Thu Mar 11, 2010 7:39 am; edited 2 times in total
Hamasaki Yui
Hamasaki Yui

Age : 31
Posts : 22
Join date : 2010-03-06

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Jung Sang Neul Wed Mar 10, 2010 10:13 pm

Pukul berapa ini?

Jung Sang Neul, 18 tahun, gadis Korea yang sudah menghabiskan tiga tahun di Jepang itu kini sedang melirik bagian dalam pergelangan tangan kirinya. Sepuluh pagi. Lewat dua menit. Hari itu sekolah diliburkan--rapat dewan guru, atau entah apapun itu, si gadis tidak ingin tahu menahu. Yang penting ia bisa keluar dari gerbang tinggi itu dan 'melarikan diri' dari teman-teman perempuannya yang nyaris menyeretnya ke Shiro--Shiro apa? Yah, apapun itu, gadis-gadis sekolahnya sungguh sangat suka iseng ke gerbang sekolah lain demi alasan 'mencari kecengan'. Kalau tidak salah, memang sekolah yang teman-temannya maksud itu tak lain adalah sekolah pria berasrama--sarang pria tampan, katanya.

'Oh give me a break, really~'

Apa sih menariknya pria seumuran? Tidakkah lebih baik melihat masa depan yang cerah, atau dalam kasus Neul kali ini adalah, melihat-lihat calon kampusnya. Tentu saja, kalau ia berhasil lolos ujian masuknya. Sang ayah di Incehon sana sudah bolak-balik menelponnya agar Neul segera menyerahkan formulis pendaftaran--demi Tuhan ya, bahkan ia baru bisa melintasi gerbang depan satu jam yang lalu! Heran, apa semua orang tua begitu panik dalam memikirkan studi anak sulungnya? Lagipula, sekarang ini yang Neul butuhkan bukanlah formulir ataupun tes masuk. Melainkan..

"Oh bagus." ujarnya sambil menghentikan langkah dan berkacak pinggang, "di mana ya, pintu keluar?"

...seseorang. Siapa saja yang mengenali daerah ini.

Celinguk kanan, celinguk kiri. Sepanjang mata memandang, yang ia lihat tak lain dah tak bukan adalah anak sebayanya. Lengkap dengan seragam sekolah masing-masing. Bahkan beberapa sudah ada yang membawa formulir, beberapa juga ada yang berkumpul mendiskusikan kertas tersebut. Sementara dirinya? Berdiri seperti orang bodoh dan--bola mata berlapis kontak lens hijau lumut menangkap pergerakan seseorang. Baju bebas, tubuh tinggi tegap, garis wajah tegas, membuka pintu ruangan yang Neul kenali sebagai gymnasium. Sepertinya sih, gymnasium. Peduli setan. Memangnya setan sendiri peduli? Yang penting ia bisa mencolek si pemuda dan bertanya bagaimana cara ia kelua hidup-hidup dari kampus ini.

"Ehh.. Kamu!" dikejarnya pemuda yang barusan memasuki ruangan besar tersebut. Tanpa sadar Neul benar-benar berlari menyusul, dan menemukan seorang gadis lain sebayanya yang sudah menyapa si pemuda duluan. Berhenti melangkah, gadis bermahkota merah-jingga itu mengambil jarak. Sadar dirinya sudah membuat keributan. Eh?

Suasana macam apa ini?
Jung Sang Neul
Jung Sang Neul

Age : 32
Posts : 92
Join date : 2010-03-03

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Souma Himeko Wed Mar 10, 2010 10:59 pm

Mihara-Daigaku. Senin. 1 Maret 2010 pagi.

Mihara Daigaku.

Jangan bertanya mengapa seorang Souma Himeko bisa berada di tempat ini. Alasannya cuma ada satu, membolos dan akhirnya memutuskan untuk datang ke tempat ini. Sebenarnya jika dikatakan bahwa dirinya membolos juga belum pasti mengingat bahwa dirinya bahkan tak peduli apakah memang hari ini sekolahnya masuk atau tidak. Toh sebentar lagi juga dirinya lulus, jadi apa bedanya?

Akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan, pergi dengan naik bis tanpa tujuan sebelum akhirnya berhenti di Mihara Daigaku. Universitas yang mungkin saja menjadi tempat tujuannya nanti masuk. Atau bisa saja tidak, toh dirinya belum memutuskan akan meneruskan kuliah atau tidak meski seluruh keluarganya memaksa.

Seluruh kakaknya adalah lulusan Toudai. Satu hal yang membuat dirinya terpaksa mendapat beban untuk masuk ke tempat yang sama. Sebenarnya jelas tidak menyukai hal itu. Dirinya lebih suka bebas, jadi kemungkinan untuk melamar menjadi seorang idol atau artis jauh lebih menggiurkan dan dirinya dibanding masuk ke universitas, duduk di bangku dan mendengarkan dosen berbicara entah apa di depan.

Sempat mendengar adanya open house di tempat ini dan memutuskan untuk melihat-lihat. Sendiri. Tidak ingin ada yang menemani, lagipula bukankah dirinya juga adalah seorang pria dan jelas bukan wanita, meski penampilannya lebih cocok dimasukkan ke kategori terakhir. Dan akhirnya dirinya sampai pula di tempat ini.

"Ah ramai..."

Memakai atasan sweater warna merah kesukaannya dan celana pendek berwarna krem. Rambut yang biasanya digerai untuk kali ini dibiarkannya terikat di atas. Tidak terlalu kaget melihat pemandangan yang ada, melihat dan memperhatikan siapa tahu saja ada orang-orang yang dikenalnya. Tentu saja yang dimaksudnya adalah teman sekolahnya. Setidaknya jika dirinya menemukan satu saja teman sekolahnya di tempat ini artinya dia tak akan membolos sendiri. Lumayan bukan mendapat teman jika nantinya diri dihukum karena tindakannya membolos ini.

Tapi sayangnya hingga detik ini belum juga ditemukan olehnya wajah-wajah yang dikenalnya. Tidak merasa terlalu terancam dengan hal itu karena toh membolos adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang cukup sering dilakukan olehnya, dan anehnya para guru jarang ada yang mengetahui bahwa dirinya membolos. Tentu saja dia tak akan mengatakan terang-terangan bahwa dia membolos, dia tak sebodoh itu. Cukup dengan berpura-pura sakit sudah cukup bisa membuatnya tidur di UKS. Kesampingkan guru UKS mesum maka semuanya akan baik-baik saja.

Berjalan berkeliling sendiria hingga akhirnya langkah kaki membawanya menuju ke gym. Terhenti di tepat di depan ketika melihat pintu yang terbuka. Terdiam sesaat untuk berpikir, hingga didorong oleh rasa penasaran akhirnya diri memutuskan melangkah masuk.

"Ada orang~?"
Souma Himeko
Souma Himeko

Age : 31
Posts : 21
Join date : 2010-02-03

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Hirohito Ozuru Thu Mar 11, 2010 1:13 pm

Datang mendadak seperti hantu.

Kalau boleh dikatakan demikian, rasanya normal. Tiga orang, tiga perempuan atau ada yang laki-laki sebenarnya? Memancing gadis bukan kesukaan, bukan juga tidak suka karena beberapa kali terjadi. Tergantung apa gunanya mereka ada disini. Calon mahasiswa, atau mungkin juga bawahan Momochii yang meragukan bahwa setelah mengecek Gym, dia akan kembali dan membantu penyambutan serta pemberian ajaran mengenai proses pengisian formulir.

Menurutnya tak perlu sama sekali hal macam itu. Terlalu merepotkan, dan apa dia dibayar? Tidak. Itu tugasnya sebagai ketua ini dan ketua itu, hingga semua bayaran masuk dalam gaji tetap. Menyenangkannya memegang jabatan adalah bahwa dia dikenal. Bukan sebagai makhluk terpintar yang mencatat record tertinggi dalam tiap pengumuman semester, tapi lebih karena tanpa mengenal dirinya, hidup seseorang terutama di asrama akan sangat sulit.

Jadi kenapa buang-buang waktu?

"Sedang apa kalian disini?" wanita, dalam Gym, bagaimana dengan sepatu? Kalau saja ada yang menggunakan tangkai apalah itu di bawah sepatu, jelas akan merusak. Bukan merusak lantai, hanya pemandangan. Peraturan nomor satu dalam Gym-nya (yang entah sejak kapan dicap kepemilikan) tidak ada sepatu, selain sepatunya sendiri. Tapi jelas itu berlaku untuk member klub-nya yang bisa dilatih habis-habisan atau diteriaki keliling lapangan sepak bola sepanjang hari.

"Lepas sepatu kalau mau masuk, Ladies terutama kalau ada yang pakai sepatu merepotkan bertangkai itu," bahasa apa sebenarnya yang dia gunakan? Mana dia pikirkan apa nama atau jenis sepatu yang mustahil dia gunakan. Dan kata-kata Ladies ditujukan untuk semuanya jelas. Walau matanya menemukan sedikit kejanggalan pada "sesuatu" yang harusnya ada menjadi tidak ada pada yang terakhir kali datang. Paling tidak bisa jadi memang tak nampak, bukan tak ada.

"Kalian cari sesuatu?" ucapan sambil lalu, membuka kunci ke ruangan lain di dalam Gym. Isi ruangan ketua hanya meja dengan catatan-catatan data anggota, dan ditambah juga beberapa benda pribadi. Sisanya, bagian dalam Gym tiga arena ring serupa dengan ring tinju biasa. Beberapa alat latihan berat. Samsak yang digantung lima buah mendatar, serta beberapa kursi panjang di salah satu sisi ruangan bagi penonton.

Kesimpulan : ruangan ini seperti neraka saat musim panas.

==================
Deskrip sepatu-sepatunya dong para cewe. Neul nampak cocok pake "sepatu tangkai" yang dimaksud Ozu =))
Hirohito Ozuru
Hirohito Ozuru
Boy's Dorm and Kickboxing Club Leader

Age : 35
Posts : 74
Join date : 2010-02-01

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Hamasaki Yui Fri Mar 12, 2010 9:59 pm

Menolehkan kepala, melihat siapa yang datang setelah dirinya. Seorang gadis yang nampak jauh—sungguh jauh lebih dewasa dari dirinya berambut merah-jingga. Terpukau, karena di kota kecil tempat asalnya tidak ada wanita yang bersolek se-berani itu. Seorang lagi. Entah wanita entah pria. Nah, benar kan, zaman sekarang sulit membedakan yang mana laki-laki dan yang mana wanita. Dengan warna rambut yang sama—hampir sama dengan wanita dewasa yang tadi, bedanya, rambut orang asing kedua itu dikuncir kuda. Mungkin mereka berdua adalah senior. Hatinya mengatakan seperti itu. Jangan bilang Yui sok tahu,toh ia hanya menduga-duga.

Kembali ke pemuda yang tadi ia sapa, entah mengapa Yui ingin menaikkan hood jerseynya, tidak merasa nyaman sama sekali. Ia berusaha menyusun rasa percaya dirinya yang tadi sempat jatuh sesaat. First impressionnya terhadap pemuda yang ia temukan pertama kali dalam kampus runtuh saat itu juga, mendengar peringatan akan sepatunya. Ladies, katanya? Sepatu? Melihat ke bawah, sedikit bingung. Memang kenapa dengan sepatu ketsnya? Kedua alisnya membentuk kerutan halus di tengah dahi.

“Memangnya kenapa dengan sepatuku?” bersikap frontal, sesuatu yang merupakan salah satu sifat alaminya. Apa yang aneh dengan menggunakan sepatu kets dalam gym? Di SMAnya dulu tidak mengapa menggunakan sepatu. Malah seluruh murid dihimbau untuk tidak melepaskan sepatu. Oh well, memang ini bukan SMAnya. Ini tempat lain, dengan peraturan yang lain. Ia harus bisa menyesuaikan diri di tempat yang akan menjadi kampusnya nanti, kalau ia mau bertahan. Sedikit menyesal karena melemparkan pertanyaan seperti tadi.

“Aku ke sini, hanya melihat-lihat saja. Terbiasa pergi ke gym, mungkin,” dan berkata jujur. Dua sifat alaminya telah ia tunjukkan pada hari pertama dalam situasi yang tidak ia kenali. Dilihat dari postur tubuh pemuda yang sedang menatap, memperhatikan dirinya dan dua orang lain, Yui merasa ia harus lebih berhati-hati. Ketua olahraga kah? Ia terbiasa latihan naginata tiap harinya, tanpa sadar ikut memperhatikan postur tubuh seseorang. Dirinya sendiri pun begitu.
Hamasaki Yui
Hamasaki Yui

Age : 31
Posts : 22
Join date : 2010-03-06

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Jung Sang Neul Wed Apr 07, 2010 1:14 am

Posisinya yang sempat membatu karena merasakan atmosfer ganjil langsung mencair ketika menyadari ada orang keempat yang memasuki ruangan ini. Menoleh, gadis berseragam sekolah tersebut menemukan sosok jangkung dengan rambut nyaris serupa dengan miliknya. Panjang dengan warna sangat mencolok. Yang menjadi masalah besar adalah, Neul yang terbiasa melihat pemuda Korea berseliweran dengan wajah lebih feminim darinya, bahkan kesulitan mengidentifikasi jenis kelamin si rambut merah panjang tersebut. Akhirnya ia hanya bisa tersenyum (agak) terpaksa.

"Tentu saja ada, aku masih orang kok." jawab si gadis asal kena saja. Ia juga sempat melemparkan senyum pada gadis berwajah kalem yang barusan 'dipergokinya' sedang berduaan dengan pemuda yang kini melangkah ke arah ruangan entah apa tersebut. Dan demi Tuhan ya. Sikap pemuda barusan dingin sekali. Ada perlu apa mereka di sini, katanya?--apa Neu terlihat seperti gadis malang yang butuh pertolongan?

...cih. Sialnya memang ia butuh bantuan. Tetapi sedikit, kok. Sungguh hanya sedikit.

Menarik nafas sedikit, "Iya, umm.. Senpai, aku pribadi sih--" melangkah masuk gym berlantai kayu khusus dengan high heels empat inchi adalah kesalahan besar. Hei, ia baru mengambil heels pesanannya ini dari sebuah toko sepatu di Shibuya, sayang kan kalau tidak langsung dipakai? Memang sih, tidak cocok sama sekali dengan seragamnya. Namun memang suaranya langsung bergema ke seluruh penjuru ruangan dan memicu pemuda dingin barusan untuk berkalimat lebih lanjut. Nice. Kini ia resmi tidak akan bisa pulang dalam keadaan bernyawa, "--oke baiklah, senpai. Aku akan buka sepatu.." menyerah.

Sambil mengomel tanpa suara, Neul melangkah kembali ke dekat pintu untuk melepaskan sepatunya. Sempat pula si gadis mendengus pelan dan berkacak pinggang, "Maaf, apa cowok itu kenalanmu?" tanya Neul pada seseorang berambut merah panjang ketika jarak mereka sudah sangat dekat, "dia terlihat menyebalkan sekali." desisnya perlahan, cukup untuk didengar ia dan lawan bicaranya kini. Sedikit mundur, gadis oriental itu kini sibuk dengan kegiatan barunya, membuka ikatan dan kaitan sepatu hak tinggi agar ia diperbolehkan masuk ke dalam ruangan.

Semoga kaos kaki diperbolehkan.
Jung Sang Neul
Jung Sang Neul

Age : 32
Posts : 92
Join date : 2010-03-03

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Souma Himeko Sat Apr 10, 2010 9:54 am

Seperti dugaan sebelumnya ternyata gym itu tak kosong, hanya saja tak menduga ada cukup banyak orang di dalamnya, ada tiga orang berada di dalam rupanya. Seorang pemuda dan dua orang wanita. Tak terlalu mempedulikan kedua wanita karena perhatian langsung teralih pada satu-satunya pemuda di tempat itu. Sang pemuda yang sempat membuatnya terpana karena kemiripan dengan seseorang yang dikenal olehnya. Terdiam beberapa saat, mengernyitkan kening untuk memastikan dirinya tak salah melihat. Dan sepertinya memang kemiripan itu hanya terhenti sampai fisik ketika didengarnya kata yang terucap dari sang pemuda. Bukan ucapan lembut seperti seseorang yang dikenalnya. Entah apakah kenyataan itu membuat Himeko harus merasa lega atau kecewa. Memilih yang terakhir akhirnya.

''Ara, aku perlu menjawab? Hanya tertarik melihat keadaan di dalam~ Sekarang open house kan?''

Menjawab dengan santai, nada naik turun seperti yang biasa dilakukan olehnya. Belum merasa perlu terpengaruh dengan intimidasi yang dilakukan oleh pemuda di hadapannya. Memasang senyuman manis yang biasa ditunjukkan olehnya di wajah. Sama sekali tidak melakukan apapun, mata merahnya memperhatikan apa yang dilakukan oleh sang pemuda. Kesan sombong adalah yang pertama didapat olehnya. Bisa mengerti karena memang terbiasa bertemu dengan berbagai macam orang sehingga bukan hal yang cukup sulit baginya untuk menebak-nebak. Lagipula bagi orang biasa pun sepertinya bukan hal yang sulit melihat sikap angkuhnya memang terlihat jelas seolah memang tak repot untuk ditutupi.

Tak melakukan apapun, tak bergerak untuk melakukan apapun, seperti yang dilakukan oleh seorang gadis yang tampak modis yang mendekat ke arahnya, melirik ke arah sang gadis yang menurut dirinya tampak bodoh karena mau melakukan begitu saja apa yang dilakukan oleh sang pemuda yang kemungkinan besar adalah senior di tempat itu, masih memasang senyumannya yang manis pada sang gadis ketika dirinya menjawab.

''Sayangnya tidak kenal, sepertinya ini pertemuan pertama kami. Ini juga pertama kali aku datang ke tempat ini''

Memandang lg k arah pemuda di hadapannya. Seulas senyum ramah diberikan. Tidak yakin akan masuk ke tempat ini tapi melihat sang pemuda membuatnya berubah pikiran. Mengalihkan perhatian pada seorang gadis yang juga ada di sana. Mata membulat lebar ketika akhirnya menyadari siapakah gadis yang sempat terlupakan olehnya.

''...Yui..?''
Souma Himeko
Souma Himeko

Age : 31
Posts : 21
Join date : 2010-02-03

Back to top Go down

Second Nature (Open, read OOC) Empty Re: Second Nature (Open, read OOC)

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum